Wednesday, March 21, 2012

Budaya Menyeberang Sembarangan di Indonesia, Studi Kasus Minimnya Jembatan Penyeberangan

Saya akan membahas tentang budaya menyebrang sembarangan di Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan kebanyakan orang memilih untuk menyebrang sembarangan, salah satunya adalah kurangnya fasilitas jembatan penyebrangan.
 Seperti di jalan Margonda, Depok, laju kendaraan di jalan Margonda Raya bisa di bilang cukup kencang dan ramai. Minimnya jembatan penyebrangan di sekitar jalan tersebut membuat segelintir orang memilih untuk menyebrang sembarangan. 
Mau tidak mau mereka harus menyebrang sembarangan, padahal hal itu sangat berbahaya dan rawan terhadap kecelakaan. Ada juga masyarakat yang memilih menyebrang sembarangan dan melompati pagar pembatas, dikarenakan malas untuk menggunakan jembatan penyebrangan.
 Di jembatan penyebrangan juga sering sekali terjadi tindak kejahatan. Pemerintah kurang sekali memperhatikan keadaan yang seperti ini, banyak jug material  jembatan penyebrangan yang rusak, berkarat dan hampir rapuh. 
Di jembatan penyebrangan terkadang digunakan sebagai tempat mengemis dan berjualan oleh orang-orang yang tidak peduli akan kegunaan jembatan penyebrangan itu sendiri. Dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang nyaman.

Budaya Musik Keroncong di Indonesia


Musik keroncong yang menjadi bagian dari budaya musik Indonesia, didalamnya terdapat karakteristik yang mengandung nilai-nilai budaya universal, seperti halnya musik-musik yang lain. Musik keroncong memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bentuk musik lainnya yang muncul dari perpaduan antara elemen-elemen musikal, musik pengiring dan teknik penyajiannya.
Perkembangannya lagu-lagu modern yang dikeroncongkan menjadi keroncong modern. Ide ini tercetus karena adanya kejenuhan dalam mendengarkan keroncong gaya lama yang statis. Keroncong modern terbentuk dari; lagu-lagu pop Indonesia; lagu-lagu pop Barat; Lagu-lagu semi klasik Barat dan dan lagu-lagu daerah. Kesemuanya itu sebagai bentuk kreativitas para musisi dalam upaya meningkatkan mutu, mengembangkan dan melestarikan musik keroncong.
Kota Denpasar sebagai wilayah objek studi ini kaya dengan potensi di bidang seni budaya, salah satunya adalah seni musik keroncong. Musik keroncong belum mampu berkembang seperti jenis musik lainnya, namun musik keroncong mampu bertahan di tengah-tengah masyarakat. Untuk meningkatkan eksistensinya pemerintah dan berbagai pihak swasta tetap melakukan upaya pelestarian melalui lomba-lomba seperti event PSR, pemilihan BRTV, dan penyiaran melalui stasiun radio dan televisi, baik nasional maupun swasta. Di samping upaya tersebut di atas, keberadaan hotel dan restoran memberikan peluang yang sangat besar untuk lebih meningkatkan eksistensinya melalui pertunjukan secara rutin maupun insidental. Adanya upaya-upaya tersebut menyebabkan aktivitas musik keroncong di Kota Denpasar cukup semarak.
Secara khusus aspek estetika musik keroncong muncul dari perpaduan berbagai aspek baik musikal maupun non musikal. Perpaduan tersebut dapat dikaji sebagai berikut.
Pada umumnya seniman dalam berkreasi selalu memiliki atau mengharapkan tujuan yang jelas. Mereka punya juga mempertimbangkan apakah yang dilakukan hanya sebatas untuk presentasi estetis, atau hanya sebagai hiburan belaka. Apabila bertujuan sebagai presentasi estetis, maka seorang seniman mengharapkan adanya penikmat. Untuk tujuan hiburan, maka yang dipentingkan adalah peran serta siapa yang ingin menghibur diri. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa posisi seni dalam masing-masing masyarakat berbeda-beda.
Sebagai salah satu bentuk kesenian yang berkembang di masyarakat, kehadiran musik keroncong mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
 1) fungsi pendidikan
 2) fungsi hiburan,
 3) fungsi ekonomi,
 4) fungsi sosial.

Budaya Kemacetan Jakarta

Masyarakat Jakarta mungkin sudah bosan bila mendengar kata macet. Kemacetan lalu lintas di Jakarta memang sudah membudaya sekali dan sulit untuk dihilangkan. Ditambah lagi jalanan di ibukota Jakarta memang tidak bersahabat. Ini memperparah kondisi jalanan di ibukota.

Pemerintah DKI Jakrta selaku pemegang kendali di ibukota, harusnya bisa memanaj itu semua. Pemrov DKI Jakarta memang sudah banyak berusaha untuk mengurangi kemacetan tetapi cara yang dilakukan kurang maksimal.

Sebagai contoh, polisi sebagai bawahan pemrov DKI, masih belum sanggup untuk memanaj atau menata kendaraan yang lalu lalang di ibukota. Bahkan, polisi itu sendiri ikut memperparah kemacetan lalu lintas.

Pemrov DKI Jakarta juga harus memperbanyak fly over di persimpangan jalan agar kendaraan yang lalu lalang di tempat itu tidak terganggu dengan adanya lampu lalu lintas yang biasa menyebabkan kemacetan yang semakin parah.

Hubungan antara kemacetan dan manajemen memang sulit untuk dipisahkan. Polisi lalu lintas sebagai salah satu pihak yang bisa memanaj kekacauan itu semua diharapkan bisa mengurangi kemacetan lalu lintas. Kami semua mengharapkan ibukata DKI Jakarta bisa terbebas dari kemacetan.

Manusia dan Cinta Kasih

Pengertian Cinta Kasih : Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) atauppun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak.  Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
a.       Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah cinta tumbuh dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada naluri untuk melindungi.
b.      Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
c.       Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Cinta kasih sering dikaitkan dalam hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang memiliki rasa saling menyukai satu sama lain. Sementara dalan pengertian agama cinta kasih adalah perwujudan rasa syukur kita terhadap apa yang Tuhan  berikan. Dan cinta kasih sesama umat manusia selalu diajarkan di dalan agama. Karena dengan cinta kasih dapat menjauhkan dari pertengkaran diantara manusia itu sendiri. Ada tiga tingkat cinta, yaitu:
a.       Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu : Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi.
b.      Cinta atas dasar mengharap ridho kekasih : Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama.Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
c.       Cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih : Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.








Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan Tuhan di Dunia ini. Mereka dibekali akal fikir dan perasaan serta budi pekerti. Cinta kasih termasuk didalam kategori perasaan yang saling membutuhkan dan mencurahkan perhatian kepada pasangan lawan jenis yang sering kita sebut sebagai kasih sayang. Setiap orang yang hidup didunia ini pasti memiliki rasa cinta kasih yang menimbulkan rasa sayang. Perlu diketahui bahwa cinta kasih ini terdiri dari beberapa macam dan perwujudan nyata didunia antara lain:
a.       Cinta kasih terhadap sesama
b.      Cinta kasih terhadap hewan dan tumbuhan
c.       Cinta kasih terhadap semua yang Tuhan berikan kepada manusia, dan
d.      Cinta kasih kepada Yang Maha Kuasa.

I. Latar Belakang Pendidikan Humaniora

Pengertian Humaniora  Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika.
Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan, agama dan fenomenologi.
Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki kematangan emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual.
Dalam mencapai kesempurnaan kehidupan setiap individu memiliki akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan yang memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih, daripada tuntutan hidup makhluk lain dan memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tak kan pernah dapat dihasilkan oleh makhluk lain.
Setiap bangsa pasti ditandai dengan pluralitas agama dan budaya. Kehidupan dalam iklim yang berbeda ini diharapkan manusia atau setiap pribadi itu memiliki dimensi individual dan sosial. Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana hidup bersama orang lain, mengembangkan kepekaan untuk saling menghormati dan menghargai.
Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna.
Latar belakang Pendidikan Humaniora
A.      Manusia sebagai mahluk termulia : Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan kalau manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan.
B.      Budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman Filsuf Hegel dalam abad ke-19 : hal ini membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut.

C.      Manusia sebagai pengemban nilai-nilai : Di muka telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budidaya pada manusia, telah menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya.

D.        Pengertian kebudayaan : Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.


  Pentingnya Mempelajari Pendidikan Humaniora : Berbagai macam kasus kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan anarkis dan pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah menjadi keseharian. Indikatornya adalah pendidikan belum berperan signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa yang berjiwa sosial dan kemanusiaan. Tampaknya, manusia harus lebih “dimanusiakan” lagi. Keterpurukan bangsa yang berlarut-larut juga berhubungan dengan kegagalan pendidikan di masa lalu yang mengakibatkan terjadinya proses dehumanisasi.

Gagasan dan langkah menuju pendidikan yang berorientasi kemanusiaan merupakan salah satu upaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis. Melalui pendidikan de-humaniora diharapkan manusia dapat mengenal dirinya, kemanusiaannya yang utuh, dan tidak hanya dapat menundukkan lingkungan alam fisik melalui kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada prinsipnya, pendidikan humaniora bertujuan membuat manusiawi/untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia.

Metode Pendidikan Humaniora : Tugas pendidikan masa kini, pertama-tama bukannya mengajarkan “apa yang paling baik diketahui dan dipikirkan pada masa lampau”, akan tetapi yang lebih penting adalah menyajikan informasi dan orientasi terhadap masa kini, dan khususnya orientasi terhadap masa depan di mana nantinya para siswa akan hidup di dalamnya. Dengan pendidikan seperti itu, mereka akan memiliki kepekaan dan kemampuan-kemampuan untuk mengambil bagian secara kreatif di berbagai kehidupan masa mendatang.

Pendidikan humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik, yaitu untuk mencapai tujuan pengembangan “pribadi seutuhnya”, maka perlu untuk disajikan program-program kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya non-verbal, sehingga memungkinkan anak didik untuk mengembangkan kesadaran kepekaannya, serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk menikmati kehidupan aktual dan bukan lagi terkungkung hanya di dalam lingkungan dunia intelek yang serba abstrak.

Hal tersebut sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan seimbang jika tidak disertai dengan kecakapan. Orang yang tidak cakap tidak akan mampu menunjukkan dan mengembangkan keintelekannya. Begitu pula orang yang cakap tapi tidak intelek. Dia mampu menunjukkan dan mengembangkan sesuatu. Akan tetapi, dia tidak punya sesuatu atau materi atau bahan untuk ditunjukkan dan dikembangkan.

Mengingat masa lampau tidak akan memberikan kesegaran pada masa kini dan yang akan datang. Sesuai dengan maqolah dalam buku “Laa Tahzan” bahwasanya hari ini adalah milik anda. Yang perlu kita fikirkan adalah hari ini, marilah kita hadapkan diri kita pada kejadian sekarang. Boleh juga kita menoleh masa lampau, sekedar untuk pelajaran. Kita bisa mengoreksi diri kita dengan melihat kesalahan-kesalahan pada masa lampau. Namun hanya sebatas itu, jangan kita terlalu larut dalam kejadian masa lampau.


Selain hal-hal di atas, pendidikan humaniora juga mementingkan masalah spiritual. Manusia tak cukup hanya kaya, tampan, cantik dan berkecukupan. Orang yang tersebut tidak akan tenang hatinya tanpa adanya ketenteraman hati. Hal ini dapat dicapai dengan selalu mendekatkan diri pada sang khaliq dan mensyukuri nikmat-Nya.

KESIMPULAN
                                I.            Pendidikan humaniora adalah pendidikan yang berorientasi untuk mendidik manusia menjadi manusia seutuhnya.
                              II.            Prinsip pendidikan humaniora bertujuan membuat manusia lebih manusiawi atau untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia.
                            III.            Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya kebudayaan inilah yang melatarbelakangi pendidikan humaniora.
                            IV.            Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan cara dan pola hidup yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan adanya akal dan budidaya manusia adalah sebagai pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat material maupun spiritual.
                              V.            Dalam metode pendidikan humaniora, anak didik dikenalkan pada pengembangan material dan spiritual.